Perbedaan Ciri-ciri Burung Jalak Nias Jantan dan Betina

Tahap awal dari pemilihan jenis kelamin terhadap jenis burung berkicau, merupakan hal paling utama sebelum proses pemeliharaan dilaksanakan. Bisa dibilang begitu, sebab metode tersebut memang sangat menentukan prospek burung untuk kedepannya. Disamping itu, belum tentu setiap jenis kelamin burung mempunyai keunggulan yang sama. Beberapa jenis burung kicauan seperti murai batu, cucak ijo, kacer, anis merah, kenari atau pleci misalnya, pada umumnya yang mampu gacor dengan suara lebih bervariasi adalah burung yang berjenis kelamin jantan. Pernyataan serupa juga terjadi pada burung bernama ilmiah Acridotheres tristis ini.

Dimana dari sekian anggapan yang muncul, tak sedikit yang mengklaim bahwa burung yang bisa gacor dengan suara lebih bervariasi ialah yang berjenis kelamin jantan. Meski suara jalak nias jantan variasinya lebih beragam dibandingkan dengan lawan jenisnya, bukan berarti kalau betina tidak mempunyai kelebihan sama sekali. Sebagian penghobi burung kicauan, saat ini sudah banyak yang memanfaatkan suara betina untuk memancing kicau jantan yang macet bunyi. Mengingat beberapa pernyataan tersebut, dapat disimpulkan kalau memelihara jenis burung ini, ada baiknya jika disesuaikan dengan kebutuhannya. Namun cara membedakan jalak nias jantan dan betina, sebaiknya juga diketahui supaya lebih mudah dalam proses pembeliannya.

Apabila ingin mempunyai burung yang bisa gacor dengan suara bervariasi, jalak nias jantan adalah pilihan yang sangat tepat. Kalau sudah memiliki burung jantan tetapi sering atau mungkin sedang berada dalam kondisi macet bunyi, maka tindakan pertama yang dapat dilakukan ialah dengan menambah momongan dari lawan jenisnya. Jika jalak nias betina sudah dimiliki, tahap yang bisa dilakukan selanjutnya yaitu dengan memperdengarkan suaranya pada pejantan agar ia terpikat sehingga berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan kebolehan-nya dalam berkicau. Akan tetapi sebelum memelihara burung berjenis kelamin betina yang mana nantinya dimanfaatkan untuk memancing bunyi, ada baiknya jika perbedaan ciri-ciri jalak nias jantan dan betina diketahui terlebih dahulu.

Cara membedakan jalak nias jantan dan betina, sebenarnya termasuk metode yang cukup sulit. Pasalnya burung pengicau dari keluarga atau suku Sturnidae ini memang mempunyai penampilan yang hampir serupa antara kedua jenis kelamin-nya, sehingga dibutuhkan ketelitian lebih serta jam terbang yang tinggi. Perihal serupa juga kerap terjadi pada kerabat dekatnya yaitu jalak suren dan jalak kebo / hitam. Meskipun terbilang sulit, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kalau jenis kelamin dari pengicau berparuh kokoh ini masih masih bisa dibedakan melalui tentu tubuh, warna bulu, perilaku atau kebiasaan dan lain sebagainya. Bagi rekan-rekan yang belum tahu perbedaan ciri-ciri burung jalak nias jantan dan betina, maka tidak ada salahnya jika berkenan untuk menyimak beberapa ringkasan informasi berikut;

Cici-ciri Jalak Nias Jantan

  • Kepala terlihat pipih
  • Bentuk kepala tampak persegi
  • Terdapat sedikit jambul di bagian kepala
  • Pada umumnya suara relatif lebih bervariasi
  • Bulu terlihat pada seluruh tubuh terlihat lebih mengkilap
  • Jambul mengembang dan kepala manggut-manggut ketika berkicau.

Cici-ciri Jalak Nias Betina

  • Kepala tampak lonjong membundar
  • Suara cenderung monoton atau kurang bervariasi
  • Warna bulu yang ada pada seluruh tubuh terlihat cenderung kusam
  • Kepala jarang manggut-manggut dan tidak sering mengembangkan jambulnya saat berkicau.

Perbedaan ciri-ciri jalak nias jantan dan betina seperti yang telah disampaikan adalah metode yang umum dan banyak diterapkan oleh para kicaumania dalam menentukan jenis kelamin dari burung yang dikelompokkan pada genus Acridotheres ini. Selain itu, tidak sedikit yang beranggapan kalau pejantan mempunyai warna paruh lebih legam dibandingkan dengan betina. Dan untuk nafsu makan, banyak yang mengklaim bahwa pejantan punya nafsu makan lebih tinggi. Namun, menurut penulis kedua perbandingan tersebut rasanya kurang akurat. Pasalnya tingkat kelegaman warna paruh burung juga bisa disebabkan oleh faktor usia. Makin tua usianya, maka makin legam pula warnanya. Untuk nafsu makan pun, sebenarnya juga tergantung pada tipikal burung, belum tentu kalau nafsu makannya tinggi adalah jantan, begitupun sebaliknya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url