Perbedaan Ciri-ciri Burung Cucak Jenggot Jantan dan Betina
Pada umumnya tidak semua jenis kelamin burung berkicau memiliki kemampuan yang sama, khususnya pada segi suara gacornya. Hampir sama halnya dengan pengicau kontes jenis lain seperti murai batu, kacer, cucak ijo, kenari dan pleci, dimana burung yang memiliki ciri fisik mirip dengan kapas tembak ini, ternyata juga banyak dibilang kalau yang mampu berkicau dengan suara lebih bervariasi adalah yang berjenis kelamin jantan dibandingkan dengan burung yang berkelamin betina.
Mengingat suara cucak jenggot betina yang terbilang cenderung tidak lebih mumpuni jika dibandingkan dengan gacoran pejantan, namun anggapan-anggan lain juga tidak sedikit yang mengatakan bahwa sebaliknya. Disamping itu, ungkapan kalau pejantan lebih sering dilombakan nyatanya juga kerap terpaparkan. Dan betina justru banyak digunakan untuk memaster. Disela-sela itu semua cara membedakan cucak jenggot jantan dan betina tetap dianjurkan untuk diketahui, meskipun belum diketahui jelas mana yang bagus dan mana yang tidak.
Perbedaan ciri cucak jenggot jantan dan betina sendiri, sebenarnya juga cukup sulit untuk dibedakan. Pasalnya antara kedua jenis kelamin dari pengicau bernama ilmiah Alophoixus bres ini, pada dasarnya memang mempunyai perawakan atau ciri fisik yang hampir serupa. Namun ada yang bilang kalau perilakunya akan sedikit berbeda ketika burung tersebut menginjak birahi. Dimana saat pejantan menginjak birahi, maka ekornya akan sering terlihat ngleper atau digetar-getarkan. Disamping itu, warna bulu antara burung jantan dan betina pun juga kerap dibilang berbeda.
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh berbagai pihak yang ditulis pada forum kicaumania.or.id, di situ dijelaskan bahwa cara membedakan cucak jenggot jantan dan betina bisa diprediksi dengan mengamati ciri atau warna pada bulunya. Dimana untuk warna bulu burung jantan akan tampak lebih cerah jika dibandingkan dengan burung yang berjenis kelamin betina. Namun hal tersebut masih terbilang kurang signifikan. Bisa demikian, sebab pada dasarnya warna bulu burung juga dapat dipengaruhi oleh pakan cucak jenggot yang diberikan setiap harinya.
Ciri-ciri Cucak Jenggot Jantan
- Suara lebih bervariasi
- Warna kuning pada dada tampak terang
- Jambul lebih tinggi antara 1-5 helai bulu
- Saat birahi, biasanya ekor sering ngleper
- Warna bulu pada dada lebih didominasi dengan warna kuning
- Pada leher belakang atau tengkuk rambut panjang beberapa helai
- Tubuh lebih simetris, baik itu dilihat dari kepala, punggung maupun ekor
- Jarak antara kedua sisi tulang supit atau supit urangnya akan terasa lebih lebar, jika diraba
- Jika trek atau digantang dengan cucak jenggot lain, maka tidak ngeleper atau menggetarkan sayapnya.
Ciri-ciri Cucak Jenggot Betina
- Suara monoton dan dominan dengan besetan
- Warna kuning pada bagian dada cenderung pudar
- Jambul hampir sejajar dan kalau lebih tinggi itupun hanya 1-2 helai saja
- Bulu dada didominasi dengan warna putih dibandingkan dengan warna kuning
- Pada leher belakang atau tengkuk tidak terdapat rambut sama sekali
- Bentuk bodi atau postur tubuh cenderung kurang simetris
- Tulung supit atau supit urangnya lebih terasa lebih renggang jika diraba
- Jika di trek atau digantang dengan cucak jenggot lain khususnya jantan, maka sayapnya akan ngeleper
Beberapa perbedaan ciri cucak jenggot jantan dan betina seperti yang telah disampaikan adalah metode sexing (menentukan jenis kelamin) burung dari suku Pycnonotidae ini, yang mana telah dikutip dari berbagai sumber, khususnya rekan-rekan yang telah berinisiatif untuk memberikan informasi yang diposting pada forum kicaumania.or.id. Meskipun belum terbukti 100% akan ketepatan akurasi-nya, akan tetapi setidaknya cara tersebut masih bisa dijadikan sebagai tolak ukur sebelum membelinya.
Sedangkan untuk cara membedakan cucak jenggot jantan dan betina yang paling akurat, bisa diketahui ketika burung sudah menginjak masa-masa matang. Dimana kalau burung betina yang sudah tepat pada usia matang, pastinya ia akan bertelur setelah melewati proses perkawinan. Dan metode tersebut tentu hanya bisa dilakukan jika hanya ada dua ekor burung sekaligus dengan jenis kelamin yang berbeda. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada cara lain yang bisa dijadikan sebagai acuan sexing terhadap pengicau dari genus Criniger ini.